Mata, diantara terpaan cahaya yang kian menyambar. Menyudutkan sebuah artian kata. Seperti aku, keinginan ku hanya satu. Aku hanya ingin selalu ada dihidup dia. Dia yang berambut sebahu lurus yang selalu digerai indah bila ku tatap. Meskipun dari jauh sekaligus, dia mampu menghipnotis senyumanku yang selalu ingin ku ungkapkan padanya. Hanya dalam artian cinta, mungkin hati tau, kedua mataku jatuh hati padanya. Dan aku ingin, dia selalu bisa melihat isi hatiku. Aku menghentakkan kedua kakiku perlahan menyusuri jalanan setapak dipinggiran lalu lalang kendaraan perkotaan. Sesekali sorotan mataku menyapu kearah sekitar jalan raya dan dihadapan pandanganku. Ku selipkan kedua telapak tanganku ke sela-sela saku celana panjang yang masih melekat diantara tubuhku. Perlahan ku membenarkan bingkai kacamata yang melekat diantara kedua mataku sembari dengan senyuman yang tersimpul. Ardan, itu namaku yang sering mereka sebutkan. Aku sangat nyaman dengan suasana...
Pecandu buku dan senja yang senang merangkai kata-kata penyejuk hati. Saya hanyalah seorang penulis yang tidak pantas disebut sebagai penulis yang baik. Karena menjadi penulis bukan berarti menghentikan saya untuk terus belajar menjadi penulis yang lebih baik. Masih banyak yang belum saya geluti dan saya serap perkataan mereka yang bisa membuat saya benar-benar bisa dikatakan sebagai seorang penulis yang baik.