Langsung ke konten utama

Point Menulis Fiksi Agar Santai Dinikmati Pembaca

Assalamualaikum sahabat pembaca :)

Kali ini aku akan membahas beberapa tips tentang menulis fiksi. Ini juga pertama kalinya aku nulis artikel di-blog pemirsah :-} setelah sekian lamanya aku harus mengisi cerpen dan kata-kata sajak di-blog ini.. Hehe :-D
Jadi kalau ada tulisan dari artikel saya yang kurang, harap maklum :-}
Semoga bermanfaat.. Langsung aja ya, check it! ;-)


Ok, kali ini banyak diantara masyarakat Indonesia salah satunya, sedang booming-nya menyukai dunia literasi ataupun dunia tulis menulis atau sastra. Nggak harus dari kaum remaja umumnya, bahkan sampai yang umurnya lebih dewasa katakanlah--sangat berperan mengembangkan minat menulis. Apalagi untuk menulis fiksi. Umumnya menulis cerita pendek dengan berbagai genre yang fanatik dan modern, bahkan hingga dongeng sekaligus.

Di tulisanku ini akan membahas beberapa trik agar tulisan-tulisan fiksi yang kamu buat lebih nyaman dibaca. Bukan bermaksud jadi orang yang sudah tahu segalanya tentang menulis sobat, aku juga perlu banyak belajar dari tulisan-tulisan yang lebih baik dariku. Disini aku juga masih pemula, masih jadi penulis amatir yang ingin sama-sama belajar mengetahui tulisan yang baik. Yuk sama-sama belajar nulis sobat :-}

1. Gaya Bahasa dan EYD yang benar
Gaya bahasa sangat diperlukan untuk menulis cerita fiksi. Karena dengan gaya bahasa yang baik dan benar akan memudahkan dan menyamankan para pembaca memahami isi cerita fiksi yang kamu maksud. Lalu menikmati para pembaca untuk mengikuti alur cerita tulisanmu. Gaya bahasa disini ada dua kategori, yaitu gaya bahasa baku dan tidak baku. Ok, akan aku uraikan kedua kategori gaya bahasa diatas :

A. Gaya Bahasa Baku
Gaya bahasa ini lebih terlihat formal. Lebih menggunakan jenis kata 'Aku dan Kau' daripada 'Aku dan Kamu'. Kelihatannya dari jenis kata-kata diatas jelas berbeda. Mana yang lebih enak dibaca? Menurutku lebih nyaman jenis kata yang pertama 'Aku dan Kau'. Biasanya kata tersebut lebih sering terselip pada cerita pendek yang merupakan genre karya sastra. Gaya bahasa baku juga lebih sering menghindari bahasa gaul. Seperti kata 'deh-nih-sih atau gue dan lo' dan kawan-kawannya.

Akan aku contohkan dua kalimat dengan menggunakan dua gaya bahasa berbeda. Silahkan kamu sendiri yang bisa menilai, lebih nyaman membaca yang mana :

"Kau tahu nggak sih, kalau rumah itu sedang berhantu? Ih, serem deh!" ujarnya. 

Dengan,

"Kau tahu tidak, kalau rumah itu sedang berhantu? Mengerikan sekali!" ujarnya.

Tentu kalimat kedualah yang terlihat menggunakan gaya bahasa baku. Karena gaya bahasa baku akan terlihat lebih nyaman dibaca, bila kamu sering mengurangi bahasa gaul didalamnya.

B. Gaya Bahasa Tidak Baku
Gaya bahasa yang ini pasti sudah banyak yang tahu. Karena gaya bahasa yang ini tentu tidak sedikit penulis yang menggunakannya. Termasuk aku juga, hehe :-D
Biasanya gaya bahasa ini lebih sering menyelipkan bahasa gaul. Ataupun menyelipkan kata 'Aku dan Kamu'. Contohnya bisa diambil kalimat langsung yang aku tulis pada contoh jenis gaya bahasa baku di atas--lihat kalimat langsung pertama.

Nah, setelah gaya bahasa yang aku bahas. Aku juga akan membahas penggunaan EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan. Pasti kamu tahu tentang ini, apalagi yang hobinya sangat menyukai dunia menulis, harus dan wajib bagi kamu tahu tentang EYD. Gunanya apa? Untuk menyamankan tulisan kamu mudah dibaca dan dinikmati pembaca. Nulis itu bukan hanya sekedar menuangkan pikiran. Tetapi tanpa EYD, tulisanmu bagai makanan tanpa garam. Cielah :-}

Ini ada beberapa EYD yang harus diperhatikan kata-katanya. Disimak baik-baik ya sobat :-) :

A. Tanda Baca
Sekali lagi, perhatikan tanda baca kamu sobat :-} nulis tanpa memperhatikan tanda baca yang tepat tidak akan sempurna. Intinya tidak nyaman bila dibaca, tanda baca memanglah hal yang kerap kali sangat dikatakan gampang. Tapi memang masih banyak penulis amatir--apalagi seperti saya juga, hehe. Yang kurang memerhatikan jelas tanda baca yang efektif. Kamu pasti taulah ya tanda baca ada berapa saja. Jadi tidak perlu saya kupas secara detail disini.

B. Penggunaan Kata
1. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.

Contoh :
• Kain itu disimpan di dalam lemari.
• Dia ikut berenang ke tengah kolam.
• Ayah baru saja datang dari Surabaya.

Ada juga penggunaan kata di yang digabung bersama kata selanjutnya. Letak perbedaannya ialah bila kata di yang dipisah yaitu karena ada makna kata penempatan/kata yang menunjukkan kata tempat. Seperti 'di dalam lemari' kata di harus dipisah karena kain tersebut akan disimpan di tempat yaitu lemari. Berbeda dengan kata di yang digabung dengan kata selanjutnya. Yaitu menunjukkan tidak menggunakan kata peletakan tempat.

Ini contoh penggunaan kata yang harus ditulis serangkai pada kata selanjutnya :
• Ayah lebih muda daripada kakek.
• Dia masuk, lalu keluar lagi.
• Bawa kemari sendok itu.

C. Kata Ganti
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Contoh:
•Buku ini boleh kaubaca.
•Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
•Rumahnya sedang diperbaiki.

Kata-kata ganti itu (-ku, -mu, dan –nya) dirangkaikan dengan tanda hubung apabila digabung dengan bentuk yang berupa singkatan atau kata yang diawali dengan huruf kapital.

Contoh:
•KTP-mu
•SIM-nya
•STNK-ku

D. Perhatikan penggunaan kata sesuai EYD dan sesuai dengan KBBI
Nah yang ini juga lebih penting bagi kamu sahabat penulis. Untuk menyamankan tulisanmu agar bisa dinikmati pembaca. Ataupun untuk kamu yang akan mengirim naskah tulisanmu ke penerbit. Harus dan wajib memerhatikan penggunaan kata sesuai EYD dan KBBI. Berikut aku tuliskan beberapa kata yang sering aku temukan ditulisan-tulisan fiksi yang aku baca :

•Napas bukan nafas
•Pikir bukan fikir
•Peduli bukan perduli
•Zaman bukan jaman
•Telepon bukan telpon
•Tampak bukan nampak
•Cokelat bukan coklat
•Mengubah bukan merubah
•Izin bukan ijin
•Silakan bukan silahkan
•Celangak-celinguk bukan celingak-celinguk
•Kacamata bukan kaca mata
•Blakblakan bukan blak-blakan
•Sering kali bukan seringkali
•Lagi pula bukan lagipula
•Kasatmata bukan kasat mata
•Ingar bingar bukan hingar bingar
•Tebersit bukan terbesit
•Telanjur bukan terlanjur
•Tenteram bukan tentram

Ok sobat sampai itu dulu kata-kata dalam KBBI-nya. Untuk selanjutnya tentang EYD dan KBBI silahkan belajar dari buku-buku yang kamu baca. Atau langsung download aplikasinya sobat, hehe...

E. Penggunaan Italic
Penggunaan italic juga merupakan hal penting untuk menulis.  Dan juga membantu sebuah cerita agar bisa dinikmati para pembaca. Biasanya penggunaan italic digunakan untuk istilah bahasa asing. Bahasa kurang baku dan paragraf yang menyatakan isi hati dalam tokoh.

2. Penentuan IDE dan Point Of View
Ok sobat, poin kedua kali ini membahas penentuan IDE dan POV. Mungkin diantara kamu ada juga yang kesulitan menentukan ide menulis cerita dan ide yang didapatkan mungkin sudah mainstream. Lalu ada yang mencari-cari ide cerita dengan membaca sebuah karya tulisan dari yang lain dan ternyata kamu benar-benar suka dengan karya tersebut. Lalu secara langsung kamu ingin tulisanmu seperti mereka. Dan ketika menulis seolah-olah kamu menjiplak karya tersebut. Ada? Pasti adalah ya, termasuk aku juga pernah melakukan itu.

Aku pernah mencari-cari ide cerita dari beberapa karya orang lain, lalu move dengan nonton film yang aku suka. Hingga ada beberapa ide dari kisah-kisah tersebut yang bisa aku dapatkan dan aku kemas dalam cerita-cerita fiksi yang aku tulis. Tapi..... Tanpa ada unsur memplagiat secara permanen. Kamu boleh saja mencari ide dimana saja, entah dari membaca karya sastra dan fiksi ataupun nonton film sekaligus.

Boleh saja sobat, tapi ingat sebisa mungkin kamu harus menghindari untuk memplagiat kisah yang kamu lihat itu. Kecuali kamu menuliskan cerita kehidupan dari orang lain dan dikemas ke dalam fiksi nyata. Ide itu sangat mahal didapat, bahkan tidak bisa didapatkan dengan mudah sobat. Be more creative! Jangan sampai kamu meniru ataupun memplagiat karya dari orang lain.

Yang kedua yaitu point of view atau lebih dikenal dengan POV. Yaitu sudut pandang dalam cerita. Kamu bisa saja bergonta-ganti sudut pandang, tapi jangan terlalu cepat untuk menggantikan sudut pandang tokoh ke tokoh yang lain. Menurutku kalau kamu ingin mengubah sudut pandang dalam cerita yang telah kamu buat, ada baiknya untuk selalu mempertahankan satu sudut pandang sepanjang cerita dan tidak mengubahnya. Akan lebih nyaman bila dinikmati para pembaca.

Ada beberapa jenis sudut pandang yaitu :

A. Orang pertama sebagai pelaku utama : disini bercerita sebagai aku.

B. Orang pertama sebagai pelaku sampingan : disini aku bercerita tentang dia.

C. Orang ketiga sebagai pengamat :
Pengarang akan mengetahui permasalahan konflik tokoh sebatas fisik saja. Misal dari watak tokoh, bagaimana penampilannya dan wajah dari tokoh.

D.  Orang ketiga serba tahu :
Pengarang akan mengetahui segalanya tentang tokoh dalam ceritanya. Entah tentang fisik dan segala yang ada pada tokoh tersebut.

3. Pemilihan Karakter Tokoh dan Judul Cerita
Soal pemilihan karakter dalam tokoh banyak penulis yang menyelipkan karakter yang super perfect. Menyelipkan karakter tokoh yang perfect boleh-boleh saja, namun sisipkan satu kelemahan untuk karakter tokoh tersebut. Mungkin akan lebih nyaman dinikmati bagi pembacanya. Ciptakan keunikan sendiri untuk karakter dari masing-masing tokoh yang kalian tulis. Itu lebih menarik daripada karakter yang sudah mainstream yang sudah umum.

Terkadang yang paling bingung menulis fiksi yaitu menentukan judul. Dan saya juga salah satunya yang paling bingung untuk memilih judul yang tepat dalam cerita-cerita fiksi yang aku buat. Maaf jadi curhat lagi, hehe. Nah, judul dalam cerita fiksi itu juga hal yang sangat penting. Kalau masih bingung untuk menentukan judul, bisa minta tolong siapa saja atau temanmu untuk membantu menentukan judul cerita kamu. Karena jujur pribadi aku juga masih belum begitu mahir soal menentukan judul yang tepat dalam cerita :-}

4. Mengatasi Writer's Block
Hayoo soal writer's block pasti banyak diantara kamu yang mengalami? Jujur saya juga demikian. Hehe... Lagi-lagi aku jujur dari sekian kalinya. Mengatasi writer's block itu sangatlah tidak mudah sobat. Dari penulis pemula hingga penulis yang sudah terkenal sekalipun, ada saja yang sedang mengalami yang namanya writer's block. Atau kemalasan dalam menulis.

A. Lebih Sering Sibuk
Mungkin aku dan kamu para sobat punya kesibukan masing-masing dalam dunia nyata tentunya. Sibuk sekolah,  sibuk kuliah, sibuk ekstrakurikuler ataupun yang lagi mengabdi dalam keorganisasian. Pekerjaan itulah yang mungkin telah membatasi waktu untuk sekedar bersantai ataupun untuk menulis. Sehingga kamu mengalami apa itu writer's block.

B. Jangan stress, kalau sampai stress bakal susah untuk melanjutkan tulisanmu sobat. Pikirlah jadwal deadline tulisanmu sobat. Misalnya tulisan cerpen dan naskah novelmu yang belum selesai. Kalau kamu memikirkan hal itu, insyaallah pasti ada saja semangat untuk menyelesaikan tulisanmu.

C. Terlalu bersantai dan menghabiskan waktu yang kurang efektif. Misalnya dengan nonton kelamaan. Kadang kala aku saja yang sering nonton kelamaan didepan televisi ataupun laptop, akan membiarkan tulisan yang aku buat begitu saja. Akunya malah keasyikan bersantai seperti itu. Kalau dibiarin seperti itu terus, kapan selesainya tulisanmu sobat?

D. Sisakan waktu untuk me-refresh pikiran. Jadi sobat, kalau kamu memaksakan waktu untuk menulis dan berada di depan laptop terus menerus. Maka secara otomatis kamu akan kelelahan dan akan mengalami writer's block. Maka sangat diperlukan waktu untuk me-refresh pikiran. Caranya tergantung kalian masing-masing. Me-refresh pikiran bisa juga dengan nonton ataupun baca-baca buku karya sastra, siapa tahu ntar ada ide yang nemplok dipikiran sobat. Atau dengan cara jalan-jalan sekedar melepas penat pikiran dan mencari inspirasi misalnya. Dan bisa dilakukan dengan cara apa saja yang kamu mau, asal semuanya positif. Sebenarnya banyak sekali cara mengatasi yang namanya writer's block. Bagaimana kamu mengatasi rasa kemalasanmu untuk menyelesaikan tulisanmu.

Well, cuap-cuapku sampai sini dulu ya. Insyaallah untuk tips-tips selanjutnya akan aku tulis lagi nanti. Semoga ditulisanku kali ini bisa membawa manfaat bagi para sahabat pembaca. Terima kasih, wassalamualaikum :-}

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Ten Best Collection Books I Love

Assalamualaikum sahabat pembaca :) Setelah sekian lama aku mengabaikan blog pribadiku ini, dan akhirnya aku bisa mengisi tulisanku disini, hehe :D Maafkan, kelamaan nggak punya ide apa-apa ngisi tulisan disini, setelah aku sering banget main-main di wattpad.. :D Ok, kali ini aku akan membahas sesuai judul yang kutulis. Yaitu 10 buku koleksiku yang paling aku suka. Sebenarnya koleksi buku aku banyak banget. Kamar aja udah hampir dibuat kayak taman bacaan gitu, hehe. Tapi dari banyak koleksi buku aku yang paling sering aku baca dan yang aku suka, aku memilih 10 buku aja. Well, membaca sebuah buku bagi kita itu sangat nggak asing. Dan banyak masyarakat yang menyukai membaca buku. Teruntuk aku sendiri, bagi aku buku itu ialah jendela semua ilmu pengetahuan. Ya meskipun dari banyaknya koleksi buku aku, memang kebanyakan novel atau buku antologi. Dan ada juga beberapa buku-buku non fiksi yang bisa digunakan untuk belajar. Tapi disemua kategori buku itu bukan berarti kita nggak bisa dap...

Secarik Kertas Dan Sebatang Pena

Jika kalian mendengar dua kata benda di judul atas, sepertinya biasa saja. Bagiku dua benda tersebut sangat luar biasa. Mengapa kubilang begitu? Tanpa kertas,  aku tak akan mengenal tulisan pena. Tanpa pena, aku tak akan mengenal secarik kertas yang biasa kutulis hampir setiap waktu senggangku. Bagiku--kedua benda di atas telah menjadi sahabat tulisanku selama hampir dua tahunan yang lalu. Mereka yang sampai saat ini selalu kukenang dalam dunia literasiku. Secarik kertas dan sebatang pena yang kukenal lama semenjak aku masih berada di bangku sekolah menengah atas. Waktu itu aku sedang menjabat sebagai anggota jurnalistik redaksi sekolahku. Tepatnya di sebuah Madrasah di kota santri Situbondo. Aku sedang bersekolah di MAN 2 Situbondo, dari sana aku mulai mengenal apa itu dunia literasi. Pertama kali lewat secarik kertas dan sebatang pena yang sering menemani waktu senggangku menulis di pojok kelas. Waktu istirahat tiba aku selalu saja mengeluarkan sebuah buku yang berisi lemb...

Cerpen- DI AKHIR SENJA BIRU

Senandung biru bertebaran menggelayuti awan putih nan salju. Semilir angin begitu menghembuskan udara segar dibalik kicauan burung dipagi hari. Pancaran cahaya terlihat jelas saat bergelantung menembus arah jendela kaca, disebuah kamar seorang gadis remaja. Derap langkah perlahan gadis itu mendekat ke sudut kaca, sembari ia meraih sebuah kamera dilentikan jemari yang telah tergenggam. Nampak jelas beberapa potretan dibalik kamera, terpajang rapi ketika gadis itu tersenyum menatap foto-foto dirinya. ‘ Krakk.. ’ Suara pintu terbuka ketika seorang gadis setengah baya tiba memasuki kamar. “Kak Nadya, ada yang cari kakak..” Ucap gadis manis berkaca mata dihadapan Nadya, dia Seilla adik dari Nadya. “Siapa ?” Tanya Nadya seolah pasang kening kerut. Sesaat ia terhenti dengan kameranya. “Kak Romy,” Kata seilla dalam menyingkat perkataan itu, ia melangkah .. Sembari Nadya begitu terdiam sesaat mendengar nama itu kembali, ‘ Kenapa harus saat ini? Kenapa harus sekarang d...