Assalamualaikum sahabat pembaca..
Alhamdulillah.. setelah lama menghilang di dunia blogger, akhirnya aku bisa kembali menyapa kalian di sini. Sedikit cerita dariku, aku hanya ingin berbagi pengalaman selama aku berkecimpung di dunia literasi. Awalnya, aku tidak sama sekali menyukai menulis. Sejak aku belum tahu bagaimana caranya menulis karangan seperti cerita pendek, cerita bersambung dan bahkan novel—dan sejak aku belum bergabung dengan redaksi sekolah waktu itu. Namun, bukan berarti aku tidak bisa menulis. Biasanya aku menyukai mengarang beberapa puisi sejak aku bersekolah di menengah pertama. Biasanya puisi yang sering kutulis adalah puisi-puisi pada umumnya atau bisa dikatakan melekat dengan hati kaum remaja milenial. Puisi tentang kata cinta katanya, dan bahkan aku juga masih suka menulis puisi yang sengaja aku terjemahin ke dalam bahasa Inggris.
Namun, sejak aku mulai tertarik bergabung menjadi bagian dari redaksi majalah sekolah waktu sekolah di tingkat menengah atas, aku mulai bingung cara mengikuti seleksinya. Para senior redaksi meminta jika siswa yang ingin bergabung, maka harus mengarang satu artikel dan satu karangan bebas (bisa puisi, pantun, cerpen, dan lain-lainnya). Di sini yang membuatku takut adalah, apa aku bisa menuliskan semua permintaan dari senior redaksi? Sedangkan aku tidak punya pengalaman tentang dunia literasi. Anggap saja, pengetahuanku adalah "0,005%" tentang tulisan. Lalu, aku mulai memikirkan bagaimana cara menulis semua itu.
Pertama, yang aku lakukan adalah mulai meriset bagaimana cara menulis yang baik. Riset yang kulakukan yakni melalui internet. Jaman itu tahun 2012, dimana jamannya aku tidak punya ponsel serbaguna yang bisa mengakses internet dengan mudah. Aku mulai mengakses internet dengan datang langsung ke salah satu warnet di daerahku. Di sana aku sudah menyiapkan satu buku dan satu bolpoin untuk mulai menulis poin-poin menulis yang benar. Mencari dan membaca hasil beberapa tulisan dari karya orang lain yang berhasil aku temui melalui internet. Setelah poin-poin menulis dengan baik kucatat, hari kedua aku datang ke warnet kembali untuk menulis ide-ide yang telah kutulis via kertas sebelumnya. Menulis sesuai dengan poin-poin menulis yang kuriset kemarin.
Namun sayangnya, aku hanya berhasil menulis satu buah artikel. Padahal niatku ingin menghasilkan dua karya, selain menulis artikel yang menjadi syarat utama. Yakni menulis sebuah cerpen yang belum pernah kutahu sama sekali. Jujur, aku tidak memiliki pengalaman sama sekali menulis cerita pendek. Padahal hari sebelumnya, selain meriset bagaimana menulis artikel dengan benar, aku pun juga sempat melihat beberapa karya cerpen. Sayangnya otakku masih belum menghasilkan ide cerita apa yang akan kutulis. Mengingat persyaratan redaksi harus dikumpulkan seminggu lagi. Meskipun aku masih punya banyak waktu untuk menulis cerpen selama seminggu, aku berusaha mencari ide lagi, aku harus memulai menulis cerita apa? Dan bagaimana aku mulai menulisnya? Selama tiga hari penuh—pikiranku tak lepas dari pertanyaan itu.
Hingga tiba di hari selanjutnya, aku menonton satu film FTV yang kebetulan aku sangat suka dengan jalan ceritanya. Tentang percintaan anak SMA seperti biasa. Sebelumnya aku tidak terlalu tertarik menonton hal seperti itu kecuali sinetron anak remaja, selain FTV. Namun kali itu entah mengapa aku sangat suka dengan jalan cerita filmnya. Tidak hanya itu, bahkan aku juga membaca beberapa cerpen yang kusuka alur ceritanya. Saat itu ada ide yang muncul di dalam pikiranku. Sepertinya aku tahu, aku harus memulai menulis darimana. Lalu tak berpikir lama, aku menuangkan segala ideku di kertas dan setelah cerpen yang kukarang selesai, aku masih menuliskannya kembali ke dalam komputer di warnet yang biasa kusinggahi.
Aku mengarang cerpen sesuai ide yang terlintas di pikiranku. Bukan berarti aku meng-copy paste alur cerita sesuai jalan cerita dari FTV yang kutonton atau memindahkan cerpen orang ke dalam ceritaku. Aku menulis sesuai dengan apa yang kukarang, dan itu murni hasil ide sendiri. Meski faktanya, aku menulis cerpen masih acak-acakan. Atau bisa dibilang, tulisanku masih tidak berpedoman dengan aturan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan EYD (Ejaan Yang Benar) dalam bahasa Indonesia. Aku hanya menulis sesuai apa yang kusuka, tanpa memikirkan hal-hal dalam peraturan itu. Sejak aku berhasil bergabung menjadi salah satu bagian dari anggota redaksi majalah dan mading sekolah, aku merasa—aku menemukan passion-ku di sini. Passion dalam dunia literasi. Ya, saat itu aku mulai suka menulis. Menulis apa saja yang membuatku senang. Menulis cerpen, puisi, cerbung, artikel, opini, tetapi aku masih tidak berani menulis novel.
Hampir disetiap keseharianku di sekolah, selalu tak lepas dari kertas dan bolpoin. Bagaimana tidak? Bukan hanya menulis tugas dan catatan materi pelajaran saja. Namun disetiap jam istirahat atau ada waktu luang, aku selalu meluangkan waktu untuk menulis cerpen. Bahkan aku sudah memiliki satu buku tebal yang memang sengaja kujadikan "Tulisan Cerpen" karanganku. Dulu, aku memang masih belum memiliki pembaca setia yang selalu membaca beberapa hasil karya tulisanku. Aku hanya menyukai menulis dan meski tidak punya pembaca pun, aku tidak mempermasalahkan itu. Yang penting, dengan menulis, itu sudah bisa membuat hatiku senang. Bukan hanya itu, menulis dan memajang hasil karyaku di mading sekolah pun sudah membuatku senang. Meski aku tak tahu, siapa saja dan ada berapa orang yang telah membaca karyaku di mading sekolah. Ah, biar sajalah.. yang penting aku nyaman dengan menulis.
Pernah suatu saat aku mendapat kabar tidak mengenakkan dari editor penerbit yang akan membukukan antologi cerpen, karya anak Situbondo. Waktu itu aku juga masih bergabung menjadi anggota yang pasif di komunitas penulis Situbondo di kota kelahiranku itu. Aku menulis sesuai permintaan tema, dan katanya hasil karya cerpen itu akan diterbitkan. Mendengar itu aku sangat senang, sepertinya ini saatnya aku akan memulai hasil karyaku dan aku akan menunjukkan jika aku memang bisa berkarya dengan tulisanku. Namun sayangnya, banyak beberapa tulisanku yang tidak tepat dengan kaidah kepenulisan. Saat aku membaca surat dari editor, aku merasa nyaliku menciut sejak itu. Rasanya bagai dihantam setelah mendengar kabar buruk bagiku. Aku pikir—aku masih belum bisa menjadi penulis yang baik. Hasil tulisanku saja banyak sekali revisi, dan menurutku kabar revisi itu—adalah hal yang sangat fatal untuk tulisanku. Aku sadar, masih banyak kesalahan saat aku menulis cerita.
Sejak antologi cerpen itu sudah terbit, aku merasa kadar semangatku untuk melanjutkan karya tulisanku perlahan memudar. Karena yang kusesali adalah tidak ada salah satu karyaku yang berhasil di antologikan di buku itu. Aku pikir, Tuhan sedang mengujiku saat itu. Namun setelah berada di bangku kuliah, aku mulai menulis kembali. Jadi begini rasanya jika berhenti sejenak untuk tidak lagi menulis, rasanya hambar bagiku. Seperti ada yang hilang dari diriku sendiri. Karena kenyataannya, aku tidak bisa berhenti menulis. Saat itu aku menghasilkan karyaku seperti biasa. Bedanya saat itu aku tidak lagi menulis di atas kertas dan bersama bolpoin kembali. Melainkan aku menulis menggunakan laptop pemberian hadiah dari Bapak. Kali ini aku menulis tidak hanya dibaca sendiri. Namun setiap kali menulis cerpen, opini, dan puisi, aku selalu mengpublikasikannya di website blog yang aku buat sendiri.
Alhamdulillah, seenggaknya yang menikmati karyaku tidak hanya aku sendiri tetapi juga penduduk dunia maya juga bisa menikmati membaca tulisanku di blog milikku. Aku juga seringkali membuat cerpen di catatan halaman akun facebookku. Dari sanalah aku memiliki beberapa pembaca setia yang menikmati karyaku. Begitupun saat melihat komentar-komentar dari para pembaca, aku jadi senang membaca komentar dari mereka. Begitupun aku semakin semangat melanjutkan hasil tulisanku dan selalu berbagi karya di blog dan catatan halaman facebook. Aku pun juga banyak-banyak menyantap buku yang selalu kubeli untuk semakin memperbaiki hasil tulisanku ke depan. Mempelajari aturan kepenulisan sesuai KBBI dan EYD, sudah menjadi keseharianku untuk mencari tahu. Belajar menulis saat menjadi anggota reporter jurnalis di fakultasku, aku jadi banyak mengetahui dan menyerap materi yang diberikan untuk aku gunakan—memperbaiki tulisan karyaku yang lain.
Rasanya aku sempat berpikir—ingin sekali membuat buku hasil karyaku sendiri. Mengarang sebuah novel yang bisa kuterbitkan dan bisa memiliki banyak pembaca. Namun, kenyataannya aku masih mengurungkan niat itu. Aku hanya takut dan berpikiran hal-hal yang tidak baik jika aku nekat memberikan tulisanku ke penerbit. Aku pikir—aku masih belum punya nyali untuk mengirim hasil tulisanku ke penerbit. Biarkan aku nyaman menulis di dalam duniaku sendiri, menulis yang hanya dibaca di dunia maya misalnya. Yang terpenting, aku masih bisa menyalurkan hobiku. Aku memanglah seorang gadis introvert yang tidak bisa mengungkapkan perasaan secara langsung, namun bisa kuungkapkan perasaanku lewat tulisan. Ya, itu memang kenyataannya aku sangat menyukai menuangkan ide-ide dan kadang kala menuangkan perasaanku ke dalam hasil tulisanku.
Berbicara soal dunia wattpad, aku mulai mengenal itu semenjak aku memilih menjadi pembaca setia di platform tersebut. Aku masih belum begitu tahu bagaimana caranya menulis di sana. Lalu saat teman kuliahku menyarankan agar aku bisa menulis di dunia wattpad, aku mulai tertarik dan penasaran, bagaimana kalau aku mulai menulis juga di sana. Ok, saat itu aku mengiyakan saran dari temanku. Aku mulai menulis di wattpad, awalnya hanya iseng memindahkan hasil tulisan cerpen-cerpenku ke akun wattpad. Hingga ke hari-hari berikutnya, banyak juga yang mendukung hasil karyaku di wattpad. Dari sana aku semakin semangat lagi untuk pindah menulis ke dunia wattpad, sampai aku mencoba menulis novel pertama kalinya di sana.
Awalnya aku hanya menulis genre teenlit dan romance atau masa percintaan remaja pada umumnya. Namun saat aku mencoba menulis novel pertama kali, aku mulai berniat ingin keluar dari genre yang membuatku nyaman menulisnya. Alhamdulillah, saat itu aku sudah mulai hijrah dan mulai mempelajari, mendalami kembali tentang ilmu Islam. Aku jadi tahu, kalau tulisan itu bukan hanya kita sekadar suka menulis dan bisa menghibur banyak orang yang membaca tulisan kita. Namun tulisan yang telah kita buat itu, ada saatnya akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Salah satunya, itu yang membuatku takut dan aku juga mulai mikir—gimana sih, agar aku bisa menulis yang tidak hanya sekadar menghibur pembaca, tetapi hasil tulisanku bisa bermanfaat juga untuk pembaca dan banyak hikmah baik yang dapat dipetik dari tulisanku.
Sejak itu aku mulai menulis novel dengan genre Islam romance, yang judulnya sesuai cover di atas yakni "Potretan Ukiran Tasbih". Aku mulai menulis novel ini yakni murni dari hasil ideku sendiri. Sebelum aku loncat ke genre ini, awalnya aku juga sempat banyak-banyak membaca tulisan-tulisan yang lain tentang Islam romance. Lalu saat itulah aku mulai banyak meriset tulisan, agar tulisanku bisa bermanfaat bukan hanya untuk orang lain saja, namun juga bermanfaat saat kubaca sendiri. Setelah novel pertama selesai kutulis dalam kurun waktu 6 bulan, aku mencari ide lagi dan melanjutkan karyaku dengan genre yang sama. Novel setelah "Potretan Ukiran Tasbih", yaitu ada novel "Kata Cinta Dalam Doa" dan "Ikhtiar Cinta Bersamamu" yang masih berlanjut sekarang di wattpad dan juga cerpen dengan genre yang tetap "Menemukanmu Kembali".
Sungguh di luar dugaanku selama ini, saat aku memilih menulis dengan tema Islam, banyak yang memberikan voting dan naiknya pembaca dibandingkan dari hasil tulisanku dengan genre teenlit atau teen romance. Aku sangat bersyukur, begitu banyak pembaca yang sangat antusias membaca tulisan dengan tema ini. Aku harap, semoga tulisan-tulisanku itu menjadi bermanfaat bagi para pembacanya. Seenggaknya jika aku tidak bisa berdakwah atau pun menyampaikan ilmu Islam secara langsung dengan perkataan, aku masih bisa menyampaikannya lewat hasil tulisanku. Tidak hanya itu, ada beberapa tulisan-tulisan karyaku yang sudah berhasil dibukukan oleh penerbit. Tulisan itu bukan novel, melainkan menjadi kontributor cerpen dan puisi. Dan salah satunya juga alhamdulillah bisa jadi juara pertama di lomba kepenulisan. Ada pun karya-karya antologi yang telah dibukukan yakni 8 puisi dengan penerbit berbeda-beda dan 10 karya cerpen dengan berbeda-beda penerbit juga.
Lalu di hari peringatan kelahiranku yang ke 22 tahun, aku mendapatkan kado terindah tepat di bulan April di bulan ulang tahunku kemarin. Kadonya adalah, ada salah satu editor dari penerbit yang mengirimkan pesannya ke akun wattpadku. Beliau berkata, pihak penerbit berminat melamar naskah novel pertamaku di wattpad. Alhasil, saat itu aku menerima tawarannya dan sekaligus tanda tangan kontrak penerbit untuk menerbitkan karyaku itu. Novel "Potretan Ukiran Tasbih" yang berhasil dipinang oleh pihak penerbit. Aku mengucap syukur, karena ini adalah di luar dugaanku. Yang awalnya aku sempat takut untuk mengirim naskah novel ke penerbit dan bahkan pernah kuberniat, "Nanti sajalah nerbitin buku. Nanti setelah aku kerja saja. InsyaAllah aku berani menawarkan karya novelku ke penerbit."
Namun alhamdulillah, aku diberi kesempatan untuk bisa menerbitkan buku karyaku. Ini merupakan suatu apresiasi bagiku, karena ini adalah langkah awalku untuk semakin mengembangkan hobi yang membuatku nyaman melakukannya. Aku bukan seorang penulis yang baik, namun insyaAllah aku masih belajar untuk menjadi seorang penulis yang baik. Sampai kini pun, aku masih tetap belajar bagaimana sih menjadi seorang penulis yang baik dan bisa menghasilkan karya-karya tulisan yang lebih baik lagi. Catatannya, perbanyak membaca buku, buku apapun itu pokoknya harus dibaca. Untungnya membaca buku, bisa punya banyak pengetahuan-pengetahuan yang bisa diserap dan nantinya pengetahuan dari buku-buku itu dapat dituang ke dalam tulisan-tulisan karya sendiri. Tapi dengan catatan, dilarang meng-copy paste karya orang lain. Catatan kedua, perbanyak latihan menulis, menulis apa saja yang disuka, mau puisi, quotes, cerpen, opini, bahkan novel. Semakin banyak latihan menulis dan membaca akan membuat diri terbiasa membuat hasil tulisan yang baik.
Menulis itu bukan hanya sekadar menciptakan tulisan yang bisa menghibur banyak orang. Namun, karanglah tulisan yang sekiranya hasil tulisan kita menjadi bermanfaat. Bukan hanya untuk orang lain namun insyaAllah menjadi bermanfaat untuk diri sendiri. Menjadi penulis yang baik bukan berniat untuk menjadi terkenal dan mencari banyak pembaca. Namun menjadi penulis yang baik, niatkan karena Allah juga, menciptakan hasil tulisan yang baik dan bermanfaat bagi pembacanya. Menulislah karena menulis itu memang adalah hobi dan bakat yang istimewa. Menjadi penulis yang terkenal bukanlah suatu tujuan, namun menjadikan tulisan dikenal baik dan banyak membawa hikmah baik bagi pembaca, akan sangat bermanfaat.
Tentu banyak pengalaman yang telah didapat, berada di tahapan bisa menghasilkan buku karya sendiri adalah suatu hal yang tidak mudah bagiku. Sebelumnya karya-karyaku pernah ditolak penerbit dan pernah tidak lolos masuk tahap seleksi lomba kepenulisan. Banyak tulisan yang belum aku serap dan aku masih harus mempelajarinya. Mendapatkan komentar pedas maupun saran dari banyak orang tentang hasil tulisanku, sudah biasa aku dapatkan. Tentunya banyak pengalaman yang tidak mudah kucapai hingga ke tahap seperti sekarang. Ini masih awal perjalananku. Mungkin insyaAllah nanti aku akan menceritakan kembali hasil karya-karyaku lainnya di lain waktu. Semoga yang membaca tulisan ini, dapat memetik hikmah baiknya, intinya terus tetap semangat untuk menggapai impian. Tentunya jangan putus asa jika kegagalan menyapa. Teruslah maju ke depan, siapa tahu masih ada harapan yang bisa diraih. Allah tak akan menghianati pencapaian usaha dan doa kita.
Sekalian, aku mau mempromosikan hasil buku karya perdanaku. Bagi kalian yang berminat untuk membeli novelnya, silakan kirim formatnya sesuai di bawah ini:
Nama :
Nomor HP :
Alamat lengkap (Sertakan kota, kecamatan, dan kode POS) :
Jumlah pemesanan :
Pengiriman (Pilih salah satu) : J&T, JNE, Tiki, Wahana, Pos, Si Cepat
Kirimkan format tersebut ke Instagram Toko Penerbit @Tokobuku_Rexpublishing atau melalui WA pihak penerbit 0857-1041-5323 (Ebiie). Boleh juga melakukan pemesanan lewat penulis via Instagram @chasiska atau bisa lewat WA penulis 0822-2901-6171 (Ayu). Catatan pesanan hanya melalui WA dan hanya bisa dilakukan mengirim lewat chat WA. Jika melalui penulis, hanya bisa mengirim pemesan novel atau bisa tanya-tanya tentang novel atau kepenulisan, selain dari itu penulis akan mengabaikan.
Kalian juga akan mendapatkan bonus gantungan kunci alquran jika ikut masa Pre-Order tanggal 25 Juli s/d 10 Agustus. Selain itu, uang 1000 kalian akan disalurkan ke anak yatim piatu di panti asuhan. Kecil bagi kita, tentu besar bagi mereka. Kalian nggak hanya bisa bawa pulang novel dan bonusnya, namun insyaAllah dapat pahala berkah juga karena secara tidak langsung sudah ikut berdonasi bagi yang membutuhkan. Sebelum kehabisan stok, bisa kalian pesan dari sekarang.
Terus, apa sih yang menarik dari isi cerita?
Ok, aku jawab, tentunya akan banyak dapat hikmah dan pelajaran yang didapatkan. InsyaAllah bermanfaat bagi kaum muda tentunya, yang lagi dilema gimana sih caranya menempatkan jatuh hati pada seseorang dengan cara yang benar sesuai aturan Islam? Bagi yang bimbang berhijrah, cocok juga baca novel ini. Bagi yang lagi menanti jodoh, atau bagi yang bingung cara memberi kepastian untuk maju menjemput pujaan hati, insyaAllah buku ini sangat cocok untuk itu.
Masih bisa nggak baca cuplikan ceritanya di wattpad?
Masih bisa. Cari saja akun (Twisprakle) di aplikasi wattpad atau bisa melalui web https://www.wattpad.com/Twisprakle , di sana banyak cerita-ceritaku lainnya. Bisa dibaca-baca juga kalau mau. Tapi untuk cerita "Potretan Ukiran Tasbih", hanya ada 10 Bab yang tersisa. Karena Bab 11 sampai Epiloh sudah di hapus untuk kepentingan penerbitan. Jadi, kalian hanya bisa baca isi ceritanya sampai part 10 saja, ya..
Apa sih yang menjadi pembeda versi wattpad dan versi novel cetak?
Inti cerita tetap sama. Namun alur cerita sudah aku revisi total, ada penambahan Bab dan juga bonus extra part. Banyak adegan yang sengaja aku hilangkan dan aku tambahkan adegan-adegan baru. Versi editing yang sudah ditangani oleh ahlinya. Ada juga quotes yang tidak akan kalian temukan di versi wattpad dan juga versi prolog yang berbeda dari versi wattpad.
Sudah dijangkau berapa pembaca dan berapa voting di wattpad?
Alhamdulillah kurang lebih 65ribu pembaca dan 1,78ribu voting.
Boleh lihat cuplikan blurp nggak?
Blurp Novel:
Ketika satu jepretan di antara genggamannya mengawali pertemuan Fila dengan rasa yang tak terduga. Rasa yang sempat mengarahkan lensa kameranya menyuduti kaligrafi-kaligrafi yang terpampang di dinding Masjid. Dia Ali, sang seniman kaligrafi di Turki. Dan merupakan mahasiswa lanjutan di salah satu universitas di Ankara-Turki. Saat ia mulai melempar senyumannya pada Fila, saat ia selalu menemui gadis berkerudung itu di tempat tak ia duga. Ketika gadis berkerudung itu menjelajahi Turki.
Saat ia bertemu dengan Mika. Saat ia bertemu dengan sosok pemuda mirip seseorang yang kini menambatkan hatinya. Dimana di balik potretan kamera, Fila menemukan awal jalan cerita cintanya hingga ia bertemu dengan calon imamnya yang sama sekali tak ia duga. Saat ukiran tasbih di balik lukisan kaligrafi itulah Ali dapat menemukan sosok calon makmumnya, seorang gadis yang pertama kali ia temukan hingga menjadi calon makmumnya. Subhanallah.. Allah sang maha baik dan sang maha penulis skenario cinta terbaik.
Copyright © Juli 2016 by Ayu Siska
Ok, sampai di sini dulu Q&A -nya. Kalau ada yang mau ditanyakan lagi, silakan tulis pertanyaan kalian di kolom komentar. Jangan lupa, yang berminat langsung kirim format lewat kontak yang tertera di atas. Sekian dan terima kasih, mohon maaf jika ada salah kata, selalu ingat Allah dan jangan lupa bersyukur di setiap waktu. Jazakaallah khairan..
Alhamdulillah.. setelah lama menghilang di dunia blogger, akhirnya aku bisa kembali menyapa kalian di sini. Sedikit cerita dariku, aku hanya ingin berbagi pengalaman selama aku berkecimpung di dunia literasi. Awalnya, aku tidak sama sekali menyukai menulis. Sejak aku belum tahu bagaimana caranya menulis karangan seperti cerita pendek, cerita bersambung dan bahkan novel—dan sejak aku belum bergabung dengan redaksi sekolah waktu itu. Namun, bukan berarti aku tidak bisa menulis. Biasanya aku menyukai mengarang beberapa puisi sejak aku bersekolah di menengah pertama. Biasanya puisi yang sering kutulis adalah puisi-puisi pada umumnya atau bisa dikatakan melekat dengan hati kaum remaja milenial. Puisi tentang kata cinta katanya, dan bahkan aku juga masih suka menulis puisi yang sengaja aku terjemahin ke dalam bahasa Inggris.
Namun, sejak aku mulai tertarik bergabung menjadi bagian dari redaksi majalah sekolah waktu sekolah di tingkat menengah atas, aku mulai bingung cara mengikuti seleksinya. Para senior redaksi meminta jika siswa yang ingin bergabung, maka harus mengarang satu artikel dan satu karangan bebas (bisa puisi, pantun, cerpen, dan lain-lainnya). Di sini yang membuatku takut adalah, apa aku bisa menuliskan semua permintaan dari senior redaksi? Sedangkan aku tidak punya pengalaman tentang dunia literasi. Anggap saja, pengetahuanku adalah "0,005%" tentang tulisan. Lalu, aku mulai memikirkan bagaimana cara menulis semua itu.
Pertama, yang aku lakukan adalah mulai meriset bagaimana cara menulis yang baik. Riset yang kulakukan yakni melalui internet. Jaman itu tahun 2012, dimana jamannya aku tidak punya ponsel serbaguna yang bisa mengakses internet dengan mudah. Aku mulai mengakses internet dengan datang langsung ke salah satu warnet di daerahku. Di sana aku sudah menyiapkan satu buku dan satu bolpoin untuk mulai menulis poin-poin menulis yang benar. Mencari dan membaca hasil beberapa tulisan dari karya orang lain yang berhasil aku temui melalui internet. Setelah poin-poin menulis dengan baik kucatat, hari kedua aku datang ke warnet kembali untuk menulis ide-ide yang telah kutulis via kertas sebelumnya. Menulis sesuai dengan poin-poin menulis yang kuriset kemarin.
Namun sayangnya, aku hanya berhasil menulis satu buah artikel. Padahal niatku ingin menghasilkan dua karya, selain menulis artikel yang menjadi syarat utama. Yakni menulis sebuah cerpen yang belum pernah kutahu sama sekali. Jujur, aku tidak memiliki pengalaman sama sekali menulis cerita pendek. Padahal hari sebelumnya, selain meriset bagaimana menulis artikel dengan benar, aku pun juga sempat melihat beberapa karya cerpen. Sayangnya otakku masih belum menghasilkan ide cerita apa yang akan kutulis. Mengingat persyaratan redaksi harus dikumpulkan seminggu lagi. Meskipun aku masih punya banyak waktu untuk menulis cerpen selama seminggu, aku berusaha mencari ide lagi, aku harus memulai menulis cerita apa? Dan bagaimana aku mulai menulisnya? Selama tiga hari penuh—pikiranku tak lepas dari pertanyaan itu.
Hingga tiba di hari selanjutnya, aku menonton satu film FTV yang kebetulan aku sangat suka dengan jalan ceritanya. Tentang percintaan anak SMA seperti biasa. Sebelumnya aku tidak terlalu tertarik menonton hal seperti itu kecuali sinetron anak remaja, selain FTV. Namun kali itu entah mengapa aku sangat suka dengan jalan cerita filmnya. Tidak hanya itu, bahkan aku juga membaca beberapa cerpen yang kusuka alur ceritanya. Saat itu ada ide yang muncul di dalam pikiranku. Sepertinya aku tahu, aku harus memulai menulis darimana. Lalu tak berpikir lama, aku menuangkan segala ideku di kertas dan setelah cerpen yang kukarang selesai, aku masih menuliskannya kembali ke dalam komputer di warnet yang biasa kusinggahi.
Aku mengarang cerpen sesuai ide yang terlintas di pikiranku. Bukan berarti aku meng-copy paste alur cerita sesuai jalan cerita dari FTV yang kutonton atau memindahkan cerpen orang ke dalam ceritaku. Aku menulis sesuai dengan apa yang kukarang, dan itu murni hasil ide sendiri. Meski faktanya, aku menulis cerpen masih acak-acakan. Atau bisa dibilang, tulisanku masih tidak berpedoman dengan aturan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan EYD (Ejaan Yang Benar) dalam bahasa Indonesia. Aku hanya menulis sesuai apa yang kusuka, tanpa memikirkan hal-hal dalam peraturan itu. Sejak aku berhasil bergabung menjadi salah satu bagian dari anggota redaksi majalah dan mading sekolah, aku merasa—aku menemukan passion-ku di sini. Passion dalam dunia literasi. Ya, saat itu aku mulai suka menulis. Menulis apa saja yang membuatku senang. Menulis cerpen, puisi, cerbung, artikel, opini, tetapi aku masih tidak berani menulis novel.
Hampir disetiap keseharianku di sekolah, selalu tak lepas dari kertas dan bolpoin. Bagaimana tidak? Bukan hanya menulis tugas dan catatan materi pelajaran saja. Namun disetiap jam istirahat atau ada waktu luang, aku selalu meluangkan waktu untuk menulis cerpen. Bahkan aku sudah memiliki satu buku tebal yang memang sengaja kujadikan "Tulisan Cerpen" karanganku. Dulu, aku memang masih belum memiliki pembaca setia yang selalu membaca beberapa hasil karya tulisanku. Aku hanya menyukai menulis dan meski tidak punya pembaca pun, aku tidak mempermasalahkan itu. Yang penting, dengan menulis, itu sudah bisa membuat hatiku senang. Bukan hanya itu, menulis dan memajang hasil karyaku di mading sekolah pun sudah membuatku senang. Meski aku tak tahu, siapa saja dan ada berapa orang yang telah membaca karyaku di mading sekolah. Ah, biar sajalah.. yang penting aku nyaman dengan menulis.
Pernah suatu saat aku mendapat kabar tidak mengenakkan dari editor penerbit yang akan membukukan antologi cerpen, karya anak Situbondo. Waktu itu aku juga masih bergabung menjadi anggota yang pasif di komunitas penulis Situbondo di kota kelahiranku itu. Aku menulis sesuai permintaan tema, dan katanya hasil karya cerpen itu akan diterbitkan. Mendengar itu aku sangat senang, sepertinya ini saatnya aku akan memulai hasil karyaku dan aku akan menunjukkan jika aku memang bisa berkarya dengan tulisanku. Namun sayangnya, banyak beberapa tulisanku yang tidak tepat dengan kaidah kepenulisan. Saat aku membaca surat dari editor, aku merasa nyaliku menciut sejak itu. Rasanya bagai dihantam setelah mendengar kabar buruk bagiku. Aku pikir—aku masih belum bisa menjadi penulis yang baik. Hasil tulisanku saja banyak sekali revisi, dan menurutku kabar revisi itu—adalah hal yang sangat fatal untuk tulisanku. Aku sadar, masih banyak kesalahan saat aku menulis cerita.
Sejak antologi cerpen itu sudah terbit, aku merasa kadar semangatku untuk melanjutkan karya tulisanku perlahan memudar. Karena yang kusesali adalah tidak ada salah satu karyaku yang berhasil di antologikan di buku itu. Aku pikir, Tuhan sedang mengujiku saat itu. Namun setelah berada di bangku kuliah, aku mulai menulis kembali. Jadi begini rasanya jika berhenti sejenak untuk tidak lagi menulis, rasanya hambar bagiku. Seperti ada yang hilang dari diriku sendiri. Karena kenyataannya, aku tidak bisa berhenti menulis. Saat itu aku menghasilkan karyaku seperti biasa. Bedanya saat itu aku tidak lagi menulis di atas kertas dan bersama bolpoin kembali. Melainkan aku menulis menggunakan laptop pemberian hadiah dari Bapak. Kali ini aku menulis tidak hanya dibaca sendiri. Namun setiap kali menulis cerpen, opini, dan puisi, aku selalu mengpublikasikannya di website blog yang aku buat sendiri.
Alhamdulillah, seenggaknya yang menikmati karyaku tidak hanya aku sendiri tetapi juga penduduk dunia maya juga bisa menikmati membaca tulisanku di blog milikku. Aku juga seringkali membuat cerpen di catatan halaman akun facebookku. Dari sanalah aku memiliki beberapa pembaca setia yang menikmati karyaku. Begitupun saat melihat komentar-komentar dari para pembaca, aku jadi senang membaca komentar dari mereka. Begitupun aku semakin semangat melanjutkan hasil tulisanku dan selalu berbagi karya di blog dan catatan halaman facebook. Aku pun juga banyak-banyak menyantap buku yang selalu kubeli untuk semakin memperbaiki hasil tulisanku ke depan. Mempelajari aturan kepenulisan sesuai KBBI dan EYD, sudah menjadi keseharianku untuk mencari tahu. Belajar menulis saat menjadi anggota reporter jurnalis di fakultasku, aku jadi banyak mengetahui dan menyerap materi yang diberikan untuk aku gunakan—memperbaiki tulisan karyaku yang lain.
Rasanya aku sempat berpikir—ingin sekali membuat buku hasil karyaku sendiri. Mengarang sebuah novel yang bisa kuterbitkan dan bisa memiliki banyak pembaca. Namun, kenyataannya aku masih mengurungkan niat itu. Aku hanya takut dan berpikiran hal-hal yang tidak baik jika aku nekat memberikan tulisanku ke penerbit. Aku pikir—aku masih belum punya nyali untuk mengirim hasil tulisanku ke penerbit. Biarkan aku nyaman menulis di dalam duniaku sendiri, menulis yang hanya dibaca di dunia maya misalnya. Yang terpenting, aku masih bisa menyalurkan hobiku. Aku memanglah seorang gadis introvert yang tidak bisa mengungkapkan perasaan secara langsung, namun bisa kuungkapkan perasaanku lewat tulisan. Ya, itu memang kenyataannya aku sangat menyukai menuangkan ide-ide dan kadang kala menuangkan perasaanku ke dalam hasil tulisanku.
Berbicara soal dunia wattpad, aku mulai mengenal itu semenjak aku memilih menjadi pembaca setia di platform tersebut. Aku masih belum begitu tahu bagaimana caranya menulis di sana. Lalu saat teman kuliahku menyarankan agar aku bisa menulis di dunia wattpad, aku mulai tertarik dan penasaran, bagaimana kalau aku mulai menulis juga di sana. Ok, saat itu aku mengiyakan saran dari temanku. Aku mulai menulis di wattpad, awalnya hanya iseng memindahkan hasil tulisan cerpen-cerpenku ke akun wattpad. Hingga ke hari-hari berikutnya, banyak juga yang mendukung hasil karyaku di wattpad. Dari sana aku semakin semangat lagi untuk pindah menulis ke dunia wattpad, sampai aku mencoba menulis novel pertama kalinya di sana.
Awalnya aku hanya menulis genre teenlit dan romance atau masa percintaan remaja pada umumnya. Namun saat aku mencoba menulis novel pertama kali, aku mulai berniat ingin keluar dari genre yang membuatku nyaman menulisnya. Alhamdulillah, saat itu aku sudah mulai hijrah dan mulai mempelajari, mendalami kembali tentang ilmu Islam. Aku jadi tahu, kalau tulisan itu bukan hanya kita sekadar suka menulis dan bisa menghibur banyak orang yang membaca tulisan kita. Namun tulisan yang telah kita buat itu, ada saatnya akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Salah satunya, itu yang membuatku takut dan aku juga mulai mikir—gimana sih, agar aku bisa menulis yang tidak hanya sekadar menghibur pembaca, tetapi hasil tulisanku bisa bermanfaat juga untuk pembaca dan banyak hikmah baik yang dapat dipetik dari tulisanku.
Sejak itu aku mulai menulis novel dengan genre Islam romance, yang judulnya sesuai cover di atas yakni "Potretan Ukiran Tasbih". Aku mulai menulis novel ini yakni murni dari hasil ideku sendiri. Sebelum aku loncat ke genre ini, awalnya aku juga sempat banyak-banyak membaca tulisan-tulisan yang lain tentang Islam romance. Lalu saat itulah aku mulai banyak meriset tulisan, agar tulisanku bisa bermanfaat bukan hanya untuk orang lain saja, namun juga bermanfaat saat kubaca sendiri. Setelah novel pertama selesai kutulis dalam kurun waktu 6 bulan, aku mencari ide lagi dan melanjutkan karyaku dengan genre yang sama. Novel setelah "Potretan Ukiran Tasbih", yaitu ada novel "Kata Cinta Dalam Doa" dan "Ikhtiar Cinta Bersamamu" yang masih berlanjut sekarang di wattpad dan juga cerpen dengan genre yang tetap "Menemukanmu Kembali".
Sungguh di luar dugaanku selama ini, saat aku memilih menulis dengan tema Islam, banyak yang memberikan voting dan naiknya pembaca dibandingkan dari hasil tulisanku dengan genre teenlit atau teen romance. Aku sangat bersyukur, begitu banyak pembaca yang sangat antusias membaca tulisan dengan tema ini. Aku harap, semoga tulisan-tulisanku itu menjadi bermanfaat bagi para pembacanya. Seenggaknya jika aku tidak bisa berdakwah atau pun menyampaikan ilmu Islam secara langsung dengan perkataan, aku masih bisa menyampaikannya lewat hasil tulisanku. Tidak hanya itu, ada beberapa tulisan-tulisan karyaku yang sudah berhasil dibukukan oleh penerbit. Tulisan itu bukan novel, melainkan menjadi kontributor cerpen dan puisi. Dan salah satunya juga alhamdulillah bisa jadi juara pertama di lomba kepenulisan. Ada pun karya-karya antologi yang telah dibukukan yakni 8 puisi dengan penerbit berbeda-beda dan 10 karya cerpen dengan berbeda-beda penerbit juga.
Lalu di hari peringatan kelahiranku yang ke 22 tahun, aku mendapatkan kado terindah tepat di bulan April di bulan ulang tahunku kemarin. Kadonya adalah, ada salah satu editor dari penerbit yang mengirimkan pesannya ke akun wattpadku. Beliau berkata, pihak penerbit berminat melamar naskah novel pertamaku di wattpad. Alhasil, saat itu aku menerima tawarannya dan sekaligus tanda tangan kontrak penerbit untuk menerbitkan karyaku itu. Novel "Potretan Ukiran Tasbih" yang berhasil dipinang oleh pihak penerbit. Aku mengucap syukur, karena ini adalah di luar dugaanku. Yang awalnya aku sempat takut untuk mengirim naskah novel ke penerbit dan bahkan pernah kuberniat, "Nanti sajalah nerbitin buku. Nanti setelah aku kerja saja. InsyaAllah aku berani menawarkan karya novelku ke penerbit."
Namun alhamdulillah, aku diberi kesempatan untuk bisa menerbitkan buku karyaku. Ini merupakan suatu apresiasi bagiku, karena ini adalah langkah awalku untuk semakin mengembangkan hobi yang membuatku nyaman melakukannya. Aku bukan seorang penulis yang baik, namun insyaAllah aku masih belajar untuk menjadi seorang penulis yang baik. Sampai kini pun, aku masih tetap belajar bagaimana sih menjadi seorang penulis yang baik dan bisa menghasilkan karya-karya tulisan yang lebih baik lagi. Catatannya, perbanyak membaca buku, buku apapun itu pokoknya harus dibaca. Untungnya membaca buku, bisa punya banyak pengetahuan-pengetahuan yang bisa diserap dan nantinya pengetahuan dari buku-buku itu dapat dituang ke dalam tulisan-tulisan karya sendiri. Tapi dengan catatan, dilarang meng-copy paste karya orang lain. Catatan kedua, perbanyak latihan menulis, menulis apa saja yang disuka, mau puisi, quotes, cerpen, opini, bahkan novel. Semakin banyak latihan menulis dan membaca akan membuat diri terbiasa membuat hasil tulisan yang baik.
Menulis itu bukan hanya sekadar menciptakan tulisan yang bisa menghibur banyak orang. Namun, karanglah tulisan yang sekiranya hasil tulisan kita menjadi bermanfaat. Bukan hanya untuk orang lain namun insyaAllah menjadi bermanfaat untuk diri sendiri. Menjadi penulis yang baik bukan berniat untuk menjadi terkenal dan mencari banyak pembaca. Namun menjadi penulis yang baik, niatkan karena Allah juga, menciptakan hasil tulisan yang baik dan bermanfaat bagi pembacanya. Menulislah karena menulis itu memang adalah hobi dan bakat yang istimewa. Menjadi penulis yang terkenal bukanlah suatu tujuan, namun menjadikan tulisan dikenal baik dan banyak membawa hikmah baik bagi pembaca, akan sangat bermanfaat.
Tentu banyak pengalaman yang telah didapat, berada di tahapan bisa menghasilkan buku karya sendiri adalah suatu hal yang tidak mudah bagiku. Sebelumnya karya-karyaku pernah ditolak penerbit dan pernah tidak lolos masuk tahap seleksi lomba kepenulisan. Banyak tulisan yang belum aku serap dan aku masih harus mempelajarinya. Mendapatkan komentar pedas maupun saran dari banyak orang tentang hasil tulisanku, sudah biasa aku dapatkan. Tentunya banyak pengalaman yang tidak mudah kucapai hingga ke tahap seperti sekarang. Ini masih awal perjalananku. Mungkin insyaAllah nanti aku akan menceritakan kembali hasil karya-karyaku lainnya di lain waktu. Semoga yang membaca tulisan ini, dapat memetik hikmah baiknya, intinya terus tetap semangat untuk menggapai impian. Tentunya jangan putus asa jika kegagalan menyapa. Teruslah maju ke depan, siapa tahu masih ada harapan yang bisa diraih. Allah tak akan menghianati pencapaian usaha dan doa kita.
Sekalian, aku mau mempromosikan hasil buku karya perdanaku. Bagi kalian yang berminat untuk membeli novelnya, silakan kirim formatnya sesuai di bawah ini:
Nama :
Nomor HP :
Alamat lengkap (Sertakan kota, kecamatan, dan kode POS) :
Jumlah pemesanan :
Pengiriman (Pilih salah satu) : J&T, JNE, Tiki, Wahana, Pos, Si Cepat
Kirimkan format tersebut ke Instagram Toko Penerbit @Tokobuku_Rexpublishing atau melalui WA pihak penerbit 0857-1041-5323 (Ebiie). Boleh juga melakukan pemesanan lewat penulis via Instagram @chasiska atau bisa lewat WA penulis 0822-2901-6171 (Ayu). Catatan pesanan hanya melalui WA dan hanya bisa dilakukan mengirim lewat chat WA. Jika melalui penulis, hanya bisa mengirim pemesan novel atau bisa tanya-tanya tentang novel atau kepenulisan, selain dari itu penulis akan mengabaikan.
Kalian juga akan mendapatkan bonus gantungan kunci alquran jika ikut masa Pre-Order tanggal 25 Juli s/d 10 Agustus. Selain itu, uang 1000 kalian akan disalurkan ke anak yatim piatu di panti asuhan. Kecil bagi kita, tentu besar bagi mereka. Kalian nggak hanya bisa bawa pulang novel dan bonusnya, namun insyaAllah dapat pahala berkah juga karena secara tidak langsung sudah ikut berdonasi bagi yang membutuhkan. Sebelum kehabisan stok, bisa kalian pesan dari sekarang.
Terus, apa sih yang menarik dari isi cerita?
Ok, aku jawab, tentunya akan banyak dapat hikmah dan pelajaran yang didapatkan. InsyaAllah bermanfaat bagi kaum muda tentunya, yang lagi dilema gimana sih caranya menempatkan jatuh hati pada seseorang dengan cara yang benar sesuai aturan Islam? Bagi yang bimbang berhijrah, cocok juga baca novel ini. Bagi yang lagi menanti jodoh, atau bagi yang bingung cara memberi kepastian untuk maju menjemput pujaan hati, insyaAllah buku ini sangat cocok untuk itu.
Masih bisa nggak baca cuplikan ceritanya di wattpad?
Masih bisa. Cari saja akun (Twisprakle) di aplikasi wattpad atau bisa melalui web https://www.wattpad.com/Twisprakle , di sana banyak cerita-ceritaku lainnya. Bisa dibaca-baca juga kalau mau. Tapi untuk cerita "Potretan Ukiran Tasbih", hanya ada 10 Bab yang tersisa. Karena Bab 11 sampai Epiloh sudah di hapus untuk kepentingan penerbitan. Jadi, kalian hanya bisa baca isi ceritanya sampai part 10 saja, ya..
Apa sih yang menjadi pembeda versi wattpad dan versi novel cetak?
Inti cerita tetap sama. Namun alur cerita sudah aku revisi total, ada penambahan Bab dan juga bonus extra part. Banyak adegan yang sengaja aku hilangkan dan aku tambahkan adegan-adegan baru. Versi editing yang sudah ditangani oleh ahlinya. Ada juga quotes yang tidak akan kalian temukan di versi wattpad dan juga versi prolog yang berbeda dari versi wattpad.
Sudah dijangkau berapa pembaca dan berapa voting di wattpad?
Alhamdulillah kurang lebih 65ribu pembaca dan 1,78ribu voting.
Boleh lihat cuplikan blurp nggak?
Blurp Novel:
Ketika satu jepretan di antara genggamannya mengawali pertemuan Fila dengan rasa yang tak terduga. Rasa yang sempat mengarahkan lensa kameranya menyuduti kaligrafi-kaligrafi yang terpampang di dinding Masjid. Dia Ali, sang seniman kaligrafi di Turki. Dan merupakan mahasiswa lanjutan di salah satu universitas di Ankara-Turki. Saat ia mulai melempar senyumannya pada Fila, saat ia selalu menemui gadis berkerudung itu di tempat tak ia duga. Ketika gadis berkerudung itu menjelajahi Turki.
Saat ia bertemu dengan Mika. Saat ia bertemu dengan sosok pemuda mirip seseorang yang kini menambatkan hatinya. Dimana di balik potretan kamera, Fila menemukan awal jalan cerita cintanya hingga ia bertemu dengan calon imamnya yang sama sekali tak ia duga. Saat ukiran tasbih di balik lukisan kaligrafi itulah Ali dapat menemukan sosok calon makmumnya, seorang gadis yang pertama kali ia temukan hingga menjadi calon makmumnya. Subhanallah.. Allah sang maha baik dan sang maha penulis skenario cinta terbaik.
Copyright © Juli 2016 by Ayu Siska
Ok, sampai di sini dulu Q&A -nya. Kalau ada yang mau ditanyakan lagi, silakan tulis pertanyaan kalian di kolom komentar. Jangan lupa, yang berminat langsung kirim format lewat kontak yang tertera di atas. Sekian dan terima kasih, mohon maaf jika ada salah kata, selalu ingat Allah dan jangan lupa bersyukur di setiap waktu. Jazakaallah khairan..
Komentar
Posting Komentar